Selamat Datang Di Blognya Anak Buntok... Jangan Lupa Komentar Yaa... Semoga Bermanfaat...

Wednesday, April 4, 2012

Suku-suku Di Kabupaten Barito Selatan

Mayoritas masyarakat yang tinggal di daerah ini adalah Suku Dayak, terdiri dari:

Suku Dayak Ngaju (Biaju) adalah suku asli di Kalimantan Tengah. Suku Ngaju merupakan suku baru yang muncul dalam sensus tahun 2000 dan merupakan 18,02% dari penduduk Kalimantan Tengah, sebelumnya suku Ngaju tergabung ke dalam suku Dayak dalam sensus 1930.
Suku Dayak Bakumpai (Belanda: Becompaijers/Bekoempaiers) adalah salah satu subetnis Dayak Ngaju yang beragama Islam. Suku Bakumpai terutama mendiami sepanjang tepian daerah aliran sungai Barito di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yaitu dari kota Marabahan (sebagai pusatnya) sampai kota Puruk Cahu, Murung Raya. Suku Bakumpai merupakan suku baru yang muncul dalam sensus tahun 2000 dan merupakan 7,51% dari penduduk Kalimantan Tengah, sebelumnya suku Bakumpai tergabung ke dalam suku Dayak pada sensus 1930. Suku Bakumpai berasal bagian hulu dari bekas Distrik Bakumpai sedangkan di bagian hilirnya adalah pemukiman orang Barangas (Baraki). Sebelah utara (hulu) dari wilayah bekas Distrik Bakumpai adalah wilayah Distrik Mangkatip (Mengkatib) merupakan pemukiman suku Dayak Bara Dia atau Suku Dayak Mangkatip. Suku Bakumpai maupun suku Mangkatip merupakan keturunan suku Dayak Ngaju dari Tanah Dayak. Suku Bakumpai banyak mendapat pengaruh bahasa, budaya, hukum adat, dan arsitektur Banjar, karena itu suku Bakumpai secara budaya dan hukum adat termasuk ke dalam golongan budaya Banjar, namun secara bahasa, suku Bakumpai memiliki kedekatan dengan bahasa Ngaju. Menurut situs "Joshua Project" suku Bakumpai berjumlah 41.000 jiwa. Populasi suku Bakumpai di Kalimantan Selatan pada sensus penduduk tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik berjumlah 20.609 jiwa. Di Kalimantan Selatan, suku Bakumpai terbanyak terdapat di kabupaten Barito Kuala sejumlah 18.892 jiwa (tahun 2000).

Suku Dayak Maanyan merupakan salah satu dari bagian subsuku Dayak dan juga merupakan salah satu dari suku-suku Dusun (Kelompok Barito bagian Timur) sehingga disebut juga Dusun Maanyan. Suku-suku Dusun termasuk golongan rumpun Ot Danum, salah satu rumpun suku Dayak sehingga disebut juga Dayak Maanyan. Suku Maanyan mendiami bagian timur Kalimantan Tengah terutama di kabupaten Barito Timur dan sebagian kabupaten Barito Selatan yang disebut Maanyan I. Suku Maanyan juga mendiami bagian utara Kalimantan Selatan tepatnya di Kabupaten Tabalong yang disebut Dayak Warukin. Dayak Balangan (Dusun Balangan) yang terdapat di Kabupaten Balangan dan Dayak Samihim yang terdapat di Kabupaten Kotabaru juga digolongkan ke dalam suku Maanyan. Suku Maanyan di Kalimantan Selatan dikelompokkan sebagai Maanyan II. Suku Maanyan merupakan suku baru yang muncul dalam sensus tahun 2000 dan merupakan 2,80% dari penduduk Kalimantan Tengah, sebelumnya suku Maanyan tergabung ke dalam suku Dayak pada sensus 1930. Menurut orang Maanyan, sebelum menempati kawasan tempat tinggalnya yang sekarang, mereka berasal dari hilir (Kalimantan Selatan). Walaupun sekarang wilayah Barito Timur tidak termasuk dalam wilayah Kalimantan Selatan, tetapi wilayah ini dahulu termasuk dalam wilayah terakhir Kesultanan Banjar sebelum digabung ke dalam Hindia Belanda tahun 1860 yaitu wilayah Kesultanan Banjar yang telah menyusut dan tidak memiliki akses ke laut, sebab dikelilingi daerah-daerah Hindia Belanda.Menurut sastra lisan suku Maanyan, setelah mendapat serangan Marajampahit (Majapahit) kepada Kerajaan Nan Sarunai, suku ini terpencar-pencar menjadi beberapa sub-etnis. Suku ini terbagi menjadi 7 subetnis, di antaranya:
  • Maanyan Patai
  • Maanyan Paku
  • Maanyan Paju Epat (murni)
  • Maanyan Dayu
  • Maanyan Paju Sapuluh (ada pengaruh Banjar)
  • Maanyan Jangkung (ada pengaruh Banjar)
  • Maanyan Benua Lima/Paju Lima (ada pengaruh Banjar)
  • Maanyan Warukin (ada pengaruh Banjar)
  • dan lain-lain
Keunikan Suku Dusun Maanyan, antara lain mereka mempraktikkan ritus pertanian, upacara kematian yang rumit, serta memanggil dukun (balian) untuk mengobati penyakit mereka. 

Suku Lawangan (Luangan) merupakan salah satu dari suku-suku Dusun (Kelompok Barito bagian Timur) sehingga disebut juga Dusun Lawangan. Suku-suku Dusun termasuk golongan sukubangsa Dayak rumpun Ot Danum sehingga disebut juga Dayak Lawangan. Suku Lawangan menempati bagian timur Kalimantan Tengah dan Kutai Barat, Kalimantan Timur. Di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, suku Lawangan menempati sebuah desa saja yaitu desa Binjai. Organisasi suku ini adalah "Dusmala" yang menggabungkan 3 suku Dayak yaitu Dusun, Maanyan dan Lawangan". Subetnis suku Dayak Lawangan adalah:
  • Suku Dayak Benuaq
  • Suku Dayak Bentian
  • Suku Dayak Bawo
  • Suku Dayak Tunjung
  • Suku Dayak Paser
  • Suku Tawoyan (kedekatan bahasa 77%)
  • Suku Dusun Deyah (kedekatan bahasa 53%) 

Suku Dayak Dusun adalah salah satu etnis Dayak terbesar di Kalimantan Tengah yang mendominasi wilayah pesisir (pantai) aliran sungai Barito (dari Barito Selatan sampai dengan Murung Raya). Namun demikian banyak dari sub suku ini menyangkal bahwa mereka berasal dari suku Dusun.  Suku Dayak Dusun dengan nama yang sama juga terdapat di negeri Sabah, tetapi berbeda rumpun yaitu masing dari rumpun Dayak Ot Danum dan Murut. 

Suku Bawo adalah salah satu suku bangsa Dayak yang ada di Kabupaten Barito Selatan. Situs perkampungan Suku Bawo ini terdapat di desa Patas Kecamatan Gunung Bintang Awai berjarak sekitar 100 km dari Buntok, ibukota kabupaten Barito Selatan. Situs perkampungan suku Bawo ini adalah satu-satunya situs yang tersisa dan masih asli keberadaannya. Pada situs ini dapat ditemukan rumah-rumah panggung dilengkapi perlengkapan upacara keagamaan dan perlengkapan tradisional masyarakat setempat

No comments:

Post a Comment